Menuju Hari Anak Nasional: “Aku dan Corona”
Memperdengarkan Suara Anak di Tengah Pandemi

[Maros, Sulawesi Selatan], [21-22 Juli 2020] – Memperingati Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli, Program Peduli yang fokus bekerja untuk melindungi dan mendorong pemenuhan hak-hak anak dan remaja rentan memberi kesempatan pada anak-anak untuk mengekspresikan apa yang mereka rasakan dan alami selama masa pandemi. Dengan mengambil tema “Aku dan Corona”, Program Peduli mengganggap penting untuk menyuarakan suara dari anak agar kebutuhan mereka terpenuhi dan perlindungan terhadap mereka juga dapat dilakukan dengan tepat. Sekitar lebih dari 500 anak yang tersebar di sekitar 50 kabupaten/ kota di seluruh Indonesia antusias menyambut kegiatan Hari Anak Nasional ini di tengah kejenuhan yang melanda.


[21-22 Juli 2020], [Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Wilayah Sulawesi Selatan yang menjadi mitra pelaksana Program Peduli menyelenggarakan serangkaian kegiatan menuju peringatan Hari Anak Nasional. Anak-anak yang berada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Makassar pun tak ketinggalan ikut merayakan hari anak. Selama pandemi, sebagian anak telah mendapatkan asimilasi dan hanya sebagian saja yang masih bertahan di LPKA. Sebanyak delapan anak berinisial A, MY, B, S, N, AW, B, A antusias menyambut Hari Anak Nasional meski di tengah situasi pandemi. Mereka membuat karya kerajinan tangan berupa totebag lukis dan lampion harapan, proses pembuatan di lakukan pada tanggal 8-9 Juli 2020, pada proses pembuatan karya anak sangat senang dan semangat dalam membuat totebage lukis dan lampion harapan, mereka menggambarkan keadaan, perasaan dan harapan mereka pada karajinan tangan yang di buat selama menjalani pembinaan di LPKA Kelas II Maros khususnya pada masa pandemi corona, yang harapannya dapat dipertontonkan pada acara puncak Hari Anak Nasional 23 Juli mendatang meskipun berlangsung secara virtual. Mereka juga dengan semangat menyanyikan lagu “Raih Mimpi” yang menjadi lagu tema Hari Anak Nasional beberapa tahun belakangan. Dengan menggunakan masker, face shield, handsanitizer, dan tentunya dengan menerapkan physical distancing sesuai protokol kesehatan, tidak menyurutkan semangat mereka untuk membuat karya totebag dan lampion harapan. Sterilisasi panitia penyelenggara pada ruangan telah sesuai dengan protokol kesehatan sebelum memasuki ruangan maupun pada saat kegiatan berlangsung. Pada tanggal 21-22 Juli 2020, anak didik LPKA Maros melakukan temu anak bersama anak seluruh indonesia untuk menampilkan hasil karya yang telah dibuat masing-masing anak seluruh Indonesia secara virtual.


Syamsul, anak dari pekerja kasar dari Kabupaten Jeneponto menyatakan kesedihannya “Saya merasa sangat sedih karena semenjak corona saya tidak pernah lagi di jenguk oleh orang tua saya, semenjak corona juga kegiatan menjadi berkurang membuat saya merasa jenuh. Kunjungan hanya dilakukan dengan menggunakan video call saja.”
Apa yang dialami Syaiful adalah gambaran dari kondisi sebagian anak-anak di LPKA. Harus menjalani pembinaan tanpa bertemu dengan orang tua secara langsung dan juga beberapa kegiatan pembelajaran dan pendampingan yang biasanya di lakukan oleh beberapa mitra LPKA untuk sementara di hentikan membuat anak menjadi jenuh. Syaiful berharap kegiatan dan kunjungan segera di perbolehkan lagi, “Saya berharap saya bisa bertemu dengan mama dan berharap kegiatan menggembirakan yang diadakan kaka-kaka bisa kembali terlaksana. Selain itu, karena harus selalu mencuci tangan, memakai masker membuat saya sesak nafas.”


Andi Iskandar Harun, Direktur PKBI Wilayah Sulawesi Selatan mengajak semua pihak untuk mendengarkan suara anak, terutama Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan untuk dapat menyelesaikan permasalahan anak seperti yang dialami Syaiful dan kawan-kawannya. “Anak-anak ini butuh bantuan, tidak hanya semangat untuk diri mereka tetapi pemenuhan hak-hak mereka sebagai anak harus terpenuhi. Dukungan untuk mental dan kondisi psikologis anak juga patut menjadi perhatian.”


Hari Anak Nasional yang diperingati setiap satu tahun sekali menjadi momentum pengingat bagi kita, untuk mendengarkan aspirasi anak serta memenuhi dan melindungi hak mereka, termasuk anak dan remaja rentan. Di tengah situasi pandemi ini, anak dan remaja juga adalah korban yang terdampak dan seringkali terlupakan. Tugas kita bersama untuk memastikan #AnakIndonesiaGembiradiRumah dan sesuai dengan tema Hari Anak Nasional tahun ini, jika anak terlindungi, maka Indonesia maju.

Kontak wawancara:
[Andi Iskandar Harun PKBI Sulawesi Selatan] – [PKBI Sulawesi Selatan]
[0811444176– [anda.makassar@gmail.com]
Kontak media, permintaan foto dan informasi untuk liputan mendalam mengenai isu spesifik terkait anak dan remaja rentan:
Sakiah Sadjidin PKBI Sulawesi Selatan] – [Program Menager Program Peduli AMPP]
082294071886] – [tagasadjidin@gmail.com]

Sheila Kartika – Communication Officer Program Peduli
0856-887-1996 –  sheila.kartika@asiafoundation.org

Catatan Editor:
Program Peduli bertujuan meningkatkan inklusi sosial bagi enam kelompok yang paling terpinggirkan di Indonesia, yang kurang mendapatkan akses terhadap layanan pemerintah dan program perlindungan sosial. Enam kelompok tersebut adalah: remaja dan anak-anak rentan; masyarakat adat dan lokal terpencil yang tergantung pada sumber daya alam; korban diskriminasi, intoleransi, dan kekerasan berbasis agama; orang dengan disabilitas; korban pelanggaran hak asasi manusia dan restorasi sosial; serta transpuan.
Program Peduli dikelola oleh The Asia Foundation dengan dukungan dari Pemerintah Australia dan bekerja sama dengan 8 organisasi mitra payung di tingkat nasional. [PKBI Sulawesi Selatan] adalah salah satu mitra pelaksana Program Peduli yang fokus bekerja untuk [Pilar anak menjalani masa pidana penjara di Poros Kariango, kabupaten Maros, provinsi Sulawesi Selatan]. Informasi lebih lanjut mengenai Program Peduli dapat diakses di: www.programpeduli.org. Informasi lebih lanjut mengenai [PKBI Sulawesi Selatan] dapat diakses di [https://pkbi.or.id.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *